Apa Itu Grammar

Apa Itu Grammar? 10 Hal Dasar Wajib Diketahui Pemula

Apa itu grammar dan mengapa ini penting untuk Anda? Ini bagian dari serial belajar menulis pemula. Jadi, yuk.. kita menyelam lebih dalam.

Grammar Adalah

Grammar. Mendengarnya mungkin membuatmu langsung berpikir tentang buku-buku tebal dan aturan yang berlapis-lapis. Tapi tunggu dulu, mari kita intip apa kata para ahli!

Menurut Noam Chomsky, seorang linguis ternama, grammar adalah struktur internal yang ada dalam setiap bahasa. Ia percaya, setiap manusia punya “alat” bawaan untuk memahami tata bahasa, layaknya GPS dalam otak.

Jadi, kalau kamu merasa grammar itu sulit, mungkin alatnya belum diaktifkan, bukan hilang sama sekali.

Lalu ada Leonard Bloomfield, seorang bapak linguistik lainnya. Ia bilang, grammar adalah aturan-aturan yang menuntun kita untuk menyusun kata menjadi kalimat yang punya makna.

Bayangkan saja grammar itu seperti peta jalan—tanpanya, kalimatmu bisa nyasar kemana-mana!

Robert Dixon, ahli bahasa asal Australia, menganggap grammar sebagai “kesepakatan.” Iya, seperti perjanjian! Jadi, semua penutur bahasa sepakat untuk menggunakan aturan yang sama.

Tanpa aturan ini? Kalimat akan terdengar seperti sandi rahasia, cuma kamu yang bisa memahaminya.

Pendek kata, grammar adalah fondasi. Ia adalah kerangka yang memberi bentuk dan makna pada kata-kata. Tanpa grammar, bahasa akan seperti puzzle yang belum dirakit.

Jadi, meski kadang rumit, grammar itu seperti teman yang menuntun. Seperti pemandu hiking, ia memastikan kita sampai di tempat tujuan tanpa tersesat.

Tanpa grammar yang baik, pesan bisa jadi salah makna.

Hal Dasar Wajib Diketahui

Di sini, kita akan membahas 10 hal dasar dalam grammar yang perlu kamu tahu, supaya komunikasi jadi lebih lancar dan bebas miskom.

Yuk, kita mulai dari: yang pertama.

1. Noun (Kata Benda)

Noun itu “pemeran utama” dalam kalimat. Mereka menyebutkan nama orang, tempat, benda, atau konsep abstrak. Dari “rumah,” “kucing,” hingga “kebahagiaan”—semua itu noun!

Contoh:

  • Indonesia: “Dia membeli buku baru.”
  • Inggris: “She bought a book.”

2. Pronoun (Kata Ganti)

Bayangkan kalau kita harus terus menyebut nama orang di setiap kalimat—melelahkan, kan? Nah, di sinilah pronoun beraksi. Pronoun seperti “dia,” “mereka,” atau “kami” membantu menggantikan noun supaya kalimat lebih lancar.

Contoh:

  • Indonesia: “Ani pulang karena dia lelah.”
  • Inggris: “Ani went home because she was tired.”

3. Adjective (Kata Sifat)

Adjective adalah kata sifat yang memberi warna pada kalimat. Tanpa mereka, dunia terasa datar. Mereka mendeskripsikan noun—membuat kita tahu kalau “kucing itu lucu” atau “bunga itu indah.”

Contoh:

  • Indonesia: “Dia punya taman yang cantik.”
  • Inggris: “She has a beautiful garden.”

4. Verb (Kata Kerja)

Verb itu seperti “aksi.” Mereka menunjukkan apa yang dilakukan oleh subjek dalam kalimat. Tanpa verb, kalimat akan mati, tak bergerak.

Contoh:

  • Indonesia: “Mereka bermain bola.”
  • Inggris: “They play football.”

5. Adverb (Kata Keterangan)

Adverb memberi “bumbu” pada verb, adjective, atau adverb lain. Mereka menjelaskan kapan, di mana, atau bagaimana sesuatu terjadi. Adverb membuat kalimat jadi lebih hidup!

Contoh:

  • Indonesia: “Dia berlari dengan cepat.”
  • Inggris: “She runs quickly.”

6. Preposition (Kata Depan)

Preposition menunjukkan posisi atau hubungan antar kata dalam kalimat. Mereka memberi petunjuk posisi seperti “di atas,” “di bawah,” atau “di antara.” Tanpa mereka? Siap-siap bingung!

Contoh:

  • Indonesia: “Kucing itu tidur di atas meja.”
  • Inggris: “The cat is sleeping on the table.”

7. Conjunction (Kata Hubung)

Conjunction adalah perekat dalam bahasa. Mereka menghubungkan kata, frasa, atau kalimat. Bayangkan kalau tak ada conjunction—setiap ide jadi terpisah, kalimat jadi “putus-putus.”

Contoh:

  • Indonesia: “Aku suka apel dan jeruk.”
  • Inggris: “I like apples and oranges.”

8. Interjection (Kata Seru)

Interjection adalah ungkapan spontan yang penuh emosi. Mereka menunjukkan perasaan yang langsung. Kata seperti “wah!” atau “wow!” adalah contoh interjection yang membuat kalimat terasa lebih hidup.

Contoh:

  • Indonesia: “Wah, lukisan ini bagus sekali!”
  • Inggris: “Wow, this painting is amazing!”

9. Tenses (Waktu dalam Kalimat)

Tenses adalah cara kita menunjukkan waktu dalam kalimat. Dengan tenses, kita tahu kapan suatu aksi terjadi—apakah sudah lewat, sedang berlangsung, atau akan terjadi. Salah tenses, salah paham.

Contoh:

  • Indonesia: “Saya akan makan besok.”
  • Inggris: “I will eat tomorrow.”

10. Subject-Verb Agreement (Kesesuaian Subjek dan Kata Kerja)

Ini soal keserasian antara subjek dan verb dalam kalimat. Kalau subjek tunggal, verb-nya juga tunggal. Kalau subjeknya jamak, verb-nya juga harus jamak. Ini dasar, tapi penting!

Contoh:

  • Indonesia: “Dia bermain bola.” vs. “Mereka bermain bola.”
  • Inggris: “He plays football.” vs. “They play football.”

Kesimpulan

Itulah 10 hal dasar dalam grammar yang perlu kita tahu. Dengan memahami dan menggunakan aturan grammar ini, kita bisa berkomunikasi lebih jelas dan efektif.

Terlihat rumit? Tidak perlu khawatir! Latihan dan kesabaran akan membuat grammar menjadi teman yang akrab. Yuk, mulai berlatih dan jadikan grammar sebagai bagian alami dalam menulis dan berbicara!