Daftar istilah dalam dunia tulis menulis

100 Istilah dalam Dunia Tulis Menulis

  1. Aksi (Action): Bagian di mana karakter bergerak, bertindak, dan melakukan sesuatu. Bayangkan adegan pertempuran epik dalam cerita fantasi.
  2. Alur (Plot): Urutan kejadian dari awal hingga akhir. Kalau hidup punya alur, kita pasti tahu kapan drama itu berakhir.
  3. Analogi (Analogy): Perbandingan dua hal yang berbeda tapi mirip di satu sisi. “Menulis itu seperti memasak,” misalnya—keduanya butuh bahan dan bumbu yang pas.
  4. Antagonis (Antagonist): Karakter yang bikin hidup protagonis jadi susah. Semacam rival yang bikin drama jadi hidup.
  5. Anekdot (Anecdote): Cerita singkat, sering kali lucu, untuk memberi ilustrasi. Bayangkan cerita tentang teman yang selalu ketinggalan bus.
  6. Argumentasi (Argument): Penyampaian alasan yang kuat. Seperti debat kecil untuk meyakinkan pembaca.
  7. Backstory: Latar belakang karakter atau kejadian sebelum cerita utama. Ibarat episode prekuel dalam serial TV favorit.
  8. Brainstorming: Teknik mencari ide tanpa batas. Seperti hujan kata yang kita biarkan mengalir.
  9. Cerita Rakyat (Folklore): Kisah dari zaman dahulu yang diwariskan turun-temurun. Bayangkan cerita hantu desa yang bikin bulu kuduk berdiri.
  10. Cliché: Ide atau frasa yang terlalu sering dipakai. Semacam “cinta pada pandangan pertama” dalam novel romansa.

  1. Cliffhanger: Akhir yang menggantung. Rasanya seperti dibiarkan menunggu di tepi tebing tanpa tahu kapan lanjutannya.
  2. Dialog: Percakapan antara karakter. Seperti kita sedang mendengarkan orang berbicara di sebelah.
  3. Drama: Kisah penuh konflik dan emosi. Ini yang bikin kita tak bisa berhenti membaca.
  4. Edisi (Edition): Versi cetakan dari sebuah karya. Kadang, ada edisi spesial dengan cerita tambahan.
  5. Editor: Sosok di balik layar yang merapikan tulisan. Seperti teman yang bilang, “Tulisannya bagus, tapi coba edit sedikit.”
  6. Eksposisi (Exposition): Bagian cerita yang menjelaskan latar. Tanpa eksposisi, pembaca bisa bingung ada di mana.
  7. Epifani (Epiphany): Momen “Aha!” saat karakter menyadari sesuatu yang penting.
  8. Estetika (Aesthetics): Aspek keindahan dalam tulisan yang membuatnya enak dibaca.
  9. Fabel (Fable): Cerita pendek yang mengandung pesan moral. Sering kali tokohnya hewan yang bisa bicara.
  10. Fiksi (Fiction): Kisah dari imajinasi, bukan kenyataan. Seperti petualangan di dunia yang kita ciptakan sendiri.

  1. Flashback: Kembali ke masa lalu dalam cerita. Sebagai penulis, kita mengajak pembaca “melihat ke belakang.”
  2. Genre: Kategori tulisan seperti roman, horor, atau fantasi.
  3. Hook: Bagian awal yang menarik pembaca untuk terus membaca.
  4. Implikasi (Implication): Makna tersembunyi. Apa yang tidak dikatakan, tapi dimaksudkan.
  5. Inspirasional (Inspirational): Tulisan yang mengangkat semangat atau memberikan motivasi.
  6. Ironi (Irony): Kontradiksi antara ekspektasi dan realitas. Seperti hujan deras di hari kita ingin piknik.
  7. Jargon: Istilah khusus di bidang tertentu, seperti “SEO” di dunia digital marketing.
  8. Karakterisasi (Characterization): Proses membuat karakter hidup dan nyata.
  9. Konflik (Conflict): Ketegangan dalam cerita. Tanpa konflik, kisah akan terasa datar.
  10. Konteks (Context): Latar atau situasi yang memberikan makna pada kejadian dalam cerita.

  1. Lead: Pembuka yang merangkum isi utama. Seperti judul yang menggugah rasa ingin tahu.
  2. Literasi (Literacy): Kemampuan membaca dan menulis.
  3. Logline: Ringkasan singkat, satu kalimat, dari cerita. Seperti “Romeo dan Juliet: Cinta tak sampai karena perseteruan keluarga.”
  4. Majas (Figure of Speech): Gaya bahasa untuk memperindah makna.
  5. Metafora (Metaphor): Perbandingan tanpa kata “seperti”. “Waktu adalah emas,” misalnya.
  6. Narator (Narrator): Suara yang menceritakan kisah.
  7. Naskah (Manuscript): Tulisan asli yang belum dipublikasikan.
  8. Novel: Karya fiksi panjang dengan alur dan karakter yang berkembang.
  9. Nuansa (Tone): Sikap atau emosi dalam tulisan, seperti suasana sedih, bahagia, atau tegang.
  10. Objektif (Objective): Gaya menulis yang tidak memihak.

  1. Paragraf: Satuan kecil dalam tulisan yang berfokus pada satu ide.
  2. Parodi (Parody): Tiruan dari suatu karya untuk tujuan humor atau kritik.
  3. Plot Twist: Kejutan dalam cerita yang mengubah alur.
  4. Premis (Premise): Ide dasar cerita.
  5. Protagonis (Protagonist): Tokoh utama yang jadi pusat perhatian.
  6. Pseudonim (Pseudonym): Nama samaran yang digunakan penulis.
  7. Publikasi (Publication): Proses menerbitkan tulisan ke publik.
  8. Redaksi (Editorial): Bagian dari media yang bertugas menyunting dan menyiapkan naskah untuk publikasi.
  9. Revisi (Revision): Memperbaiki dan menyempurnakan tulisan.
  10. Retorika (Rhetoric): Seni berbahasa untuk meyakinkan pembaca.

  1. Satir (Satire): Menggunakan humor atau sindiran untuk mengkritik seseorang atau suatu ide. Bayangkan cerita yang “mengolok-olok” sesuatu dengan cara halus.
  2. Setting: Waktu dan tempat di mana cerita berlangsung. Seperti panggung bagi para karakter.
  3. Simile: Perbandingan menggunakan kata “seperti” atau “bagai.” Misalnya, “Ia berlari seperti angin.”
  4. Sinopsis (Synopsis): Ringkasan cerita. Bayangkan versi mini dari sebuah novel.
  5. Stereotip (Stereotype): Karakter klise dengan sifat yang terlalu umum, seperti pahlawan gagah atau si penjahat jahat.
  6. Subplot: Alur cerita tambahan yang menemani cerita utama, sering kali memperkaya cerita.
  7. Suspense: Ketegangan yang membuat pembaca tegang. Seperti saat Anda menunggu hasil ujian.
  8. Teknik Show, Don’t Tell: Menampilkan aksi langsung daripada menceritakan. Misalnya, “Ia menggigil” lebih kuat daripada “Ia ketakutan.”
  9. Tema (Theme): Ide besar atau pesan utama dalam cerita, misalnya tentang cinta, perjuangan, atau pengkhianatan.
  10. Tempo (Pacing): Kecepatan alur cerita. Apakah cerita berjalan cepat atau lambat?

  1. Tokoh: Karakter atau sosok dalam cerita, baik protagonis maupun antagonis.
  2. Tone: Suasana atau emosi yang dihadirkan, memberi warna pada tulisan.
  3. Trilogi (Trilogy): Seri cerita yang terbagi dalam tiga buku. Seperti “The Lord of the Rings.”
  4. Turning Point: Titik balik dalam cerita yang mengubah nasib karakter.
  5. Unsur Intrinsik: Elemen dalam karya seperti alur, karakter, dan tema.
  6. Unsur Ekstrinsik: Faktor di luar teks, seperti latar belakang penulis atau waktu penulisan.
  7. Vignette: Tulisan pendek tentang satu momen atau suasana, seperti potongan kecil dari sebuah cerita besar.
  8. Voice: Suara khas penulis yang membuat tulisannya berbeda.
  9. Wawasan Dunia (Worldbuilding): Menciptakan latar belakang cerita, termasuk dunia, budaya, dan aturan di dalamnya.
  10. Writing Prompt: Ide awal atau kalimat pemicu untuk membantu memulai tulisan.

  1. Yarn: Istilah informal untuk cerita yang seru dan menghibur.
  2. Zoetrope: Teknik narasi yang memperlihatkan adegan bergerak seperti animasi di masa lalu.
  3. Autobiografi (Autobiography): Cerita hidup yang ditulis sendiri oleh tokoh utama.
  4. Bibliografi (Bibliography): Daftar referensi atau sumber yang digunakan dalam tulisan.
  5. Draft: Versi awal dari tulisan. Ibarat bahan mentah sebelum jadi produk akhir.
  6. Foreshadowing: Petunjuk akan sesuatu yang akan terjadi. Misalnya, “Awan gelap di kejauhan…”
  7. Genre Fiksi Ilmiah (Science Fiction): Fiksi yang melibatkan ilmu pengetahuan atau teknologi masa depan.
  8. Klimaks (Climax): Puncak ketegangan dalam cerita sebelum mencapai penyelesaian.
  9. Memoir: Cerita pribadi tentang momen tertentu dalam kehidupan.
  10. Narasi Berbingkai (Framing Narrative): Cerita dalam cerita. Seperti mendengar dongeng dari seorang karakter dalam cerita.

  1. Onomatope (Onomatopoeia): Kata yang meniru suara, seperti “gemuruh” atau “crash!”
  2. Paralelisme (Parallelism): Struktur yang sama dalam kalimat untuk memberikan efek. Misalnya, “Datang, Lihat, Menang.”
  3. Pathos: Teknik untuk menyentuh emosi pembaca. Biasanya membuat hati sedikit bergetar.
  4. Penulis Bayangan (Ghostwriter): Penulis yang menulis atas nama orang lain.
  5. Perspektif (Point of View): Sudut pandang dari mana cerita diceritakan, seperti POV orang pertama atau ketiga.
  6. Preface (Pengantar): Pendahuluan sebelum cerita dimulai, memberi konteks untuk pembaca.
  7. Prolog: Bagian pembuka sebelum cerita utama, memberi latar belakang.
  8. Resolusi (Resolution): Bagian akhir di mana konflik terselesaikan.
  9. Rima (Rhyme): Pengulangan bunyi di akhir kata. Sering digunakan dalam puisi.
  10. Sarkasme (Sarcasm): Sindiran dengan nada tajam. Misalnya, “Wah, pintar sekali!” pada orang yang membuat kesalahan.

  1. Setting Fiksi: Dunia imajinatif dalam cerita fiksi, seperti Hogwarts dalam Harry Potter.
  2. Simbolisme (Symbolism): Menggunakan simbol untuk mewakili ide atau tema. Contohnya, mawar untuk cinta.
  3. Struktur Alur (Story Structure): Kerangka atau susunan cerita, yang mengarahkan perjalanan cerita.
  4. Subjek (Subject): Fokus utama tulisan atau topik.
  5. Sudut Pandang Omniscient: Narator serba tahu yang melihat semua.
  6. Suspension of Disbelief: Kesediaan pembaca untuk “percaya” pada dunia fiksi yang diciptakan penulis.
  7. Tempo Narasi: Kecepatan alur dalam cerita, yang mengatur ritme pembaca.
  8. The Hero’s Journey: Struktur cerita klasik tentang perjalanan pahlawan. Kita tahu ceritanya, tapi tetap asyik diikuti.
  9. Thesis Statement: Pernyataan utama dalam esai yang merangkum argumen.
  10. Unity: Kesatuan dalam tulisan di mana semua elemen mendukung tema atau ide utama.

Dengan pemahaman istilah ini, dunia menulis akan terasa lebih akrab dan seru. Setiap istilah adalah alat yang bisa memperkaya tulisan, memberi warna, dan membuat cerita jadi lebih hidup.